Sleman, Penyumbang Penduduk Terbanyak di DIY
Populasi penduduk Indonesia akan mencapai puncaknya
56 tahun dari sekarang atau sebanyak 326,5 juta jiwa. Lantas seperti apa
masalah yang akan dihadapi Indonesia pada saat itu??
Pertambahan penduduk berarti semakin banyak perut
yang harus dikenyangkan. Penelitian terbaru dari pakar lingkungan University of
Minnesota di Amerika Serikat menunjukkan untuk memenuhi kebutuhan pangan,
produksi pertanian harus digenjot dua kali lipat pada 2050. Padahal laporan
pertanian dari banyak negara menunjukkan hasil panen tak kunjung bertambah di
40% lahan pertanian di seluruh dunia. Indonesia, yang tercatat sebagai
penghasil beras ketiga terbesar dunia hanya menggenjot produksi sebesar 0,4%
setiap tahunnya. Peningkatan ini tidak memadai, padahal setengah energi penduduk Indonesia didapat dari nasi.
Masalah lainnya adalah karena sebagian besar penduduk
Indonesia bermigrasi ke kota. Pada pertengahan abad lalu, 87% penduduk Indonesia hidup di desa. Namun pada
2050 keadaan berbalik menjadi 72% penduduk Indonesia hidup di perkotaan.
Padahal sebagian besar kota-kota padat Indonesia berada di tepi laut. Hal ini
membuat laut terdesak oleh populasi, dan sebaliknya. Suhu permukaan laut akan
meningkat 1,4-3 derajat celcius pada 2050. Kenaikan suhu ini akan menciptakan
fenomena iklim dan cuaca ekstrim. Banjir dan kekeringan parah akan mengancam
banyak kawasan.
Penumpang berdesakan di Jakarta (Tempo Foto) |
Daya Tarik Sleman
Sleman sebagai satu dari lima kabupaten/kota di DI Yogyakarta
seolah menjadi magnet tersendiri bagi para pendatang. Disaat Kota Yogyakarta
tidak lagi mampu menyediakan lahan. Sleman masih menyisakan tanah, air, dan
pendukung kehidupan lain bagi para migran. Berbagai infrastruktur seperti lahan
perumahan, perkantoran, rumah sakit, sekolah dan berbagai universitas tumbuh
bak cendawan di musim penghujan.
Daya tarik Sleman membuat populasi penduduknya
meningkat pesat. Jumlah penduduk Sleman pun menempati rangking tertinggi di
DIY. SP 2010 menyebutkan populasi Sleman mencapai 1,1 juta jiwa dengan laju
pertumbuhan penduduk (LPP) sebesar 1,97 %. LPP Sleman tersebut lebih tinggi
dari laju pertumbuhan penduduk DIY (1.93 %) dan laju pertumbuhan
penduduk nasional (1,49 %).
Pembangunan properti di Sleman tampak dimana-mana. |
Berdasar Jurnal Kependudukan yang disusun oleh
anggota Koalisi Kependudukan Kabupaten Sleman Sungkawati Budi Rahayu
menyebutkan pada tahun 2015 akan terjadi lonjakan penduduk. Penduduk Sleman
akan meningkat lebih pesat dibanding pertambahan penduduk pada tahun-tahun
berikutnya.
Mirisnya lagi, perkembangan kelompok umur 20 -24
tahun sangat tinggi. Diperkirakan dalam lima tahun ke depan tahun 2015, kelompok
usia ini sudah menjadi pasangan usia subur dan punya anak, sehingga
diperkirakan akan ada kelahiran yang berkontribusi pada pertambahan jumlah
penduduk yang luar biasa banyaknya yang disumbang dari kelompok umur ini. Jika
selama kurun waktu masa reproduksi sehat, pasangan usia subur dari kelompok
umur 20-24 ini tidak ber-KB tentu akan terjadi pertambahan penduduk yang pesat
tidak hanya sekedar lonjakan penduduk tetapi akan terjadi ledakan penduduk.
Untuk itu kegiatan kebijakan terkait dengan pembinaan
generasi muda mendesak untuk dilaksanakan. Kegiatan PIK – R (Pusat Informasi
dan Konseling Remaja) perlu ditingkatkan, menambah cakupan sasaran dan
meningkatkan kualitas dan efektifitas pembinaan. Komunikasi, Informasi dan
Edukasi terhadap remaja mutlak dilakukan oleh lintas sektoral di Pemerintah
Kabupaten Sleman untuk menghindari terjadinya ledakan penduduk di Sleman.***